π³ππππππ πΎπππππ
ππππ¬π―ππ« π
ππ πππ« ππ’π«π€ππ«π±ππ― ππ’π«π€π¨ππ§π¦ππ« π¨π’π°π²π°ππ°π±π―πππ« (1)
ππ©π’π₯ :
• πππͺπ : ππͺπ’π©π¦π ππ²π«π¦π·π ππ²π±π―π¦
• πβπ : 21016057
• ππ¬π°π’π« ππ’π«π€ππͺππ² : ππ―. πππ‘π²π―π―ππ₯πͺππ«, π.ππ‘.
I. PENDAHULUAN
Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa.
Pengertian di atas diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997: 3) yang berpendapat bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Mengapa bentuknya dapat berupa imajinasi atau justru data real secara bersamaan? Karena terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data real berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menggugah pembacanya
II. PEMBAHASAN
A. Apa itu sastra?
Hasil kegiatan kreatif manusia yang dituangkan ke dalam media bahasa, baik lisan maupun tulisan. Sebuah karya seni dapat dikatakan sebagai karya yang bernilai sastra bukan hanya karena bahasa indah, beralun-alun, penuh dengan irama dan perumpamaan, melainkan harus dilihat secara keseluruhan; dari nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nlai-nilai konsepsi yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
Eagleton, memberi pendapat bahwa sastra karya tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekkan dan diputarbalikkan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa.
Sumardjo dan Saini KM (1991: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Semi (1988 : 8) berpendapat bahwa sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan seni kreatif, yang mana objeknya (subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan karya seni yang berisi ungkapan ide kreatif manusia yang dituangkan dalam media bahasa, baik lisan maupun tulisan.
B. Mengapa suatu teks disebut teks sastra?
Sebuah teks bersifat sastra bila ia berfungsi sebagai sastra, yaitu bila sekelompok
pembaca, termasuk si peneliti,membaa ca teks itu sebagai hasil sastra. Ada pendapat-pendapat
lain yang menganggap unsur foregrounding, menekankan teks sendiri, sebagai ciri khas bagi
sastra.
Dalam pandangan ini isi atau fungsi referensial diikut sertakan.
Jakobson sendiri selalu menekankan bahwa dalam setiap ungkapan bahasa, juga dalam
sebuah teks, semua faktor dari modul komunikasi harus diikut sertakan. dominansi salah satu
fungsi menentukan dalam golongan mana teks yang bersangkutan harus ditempatkan.
C. Karakteristik teks sastra
Karya sastra yang bagus tidak hanya menampilkan dan memancarkan pesona estetik (keindahan), tapi juga harus mampu memberikan pencerahan batin dan intelektual kepada pembacanya atau mampu menciptakan opini publik. Jika suatu opini publik ini meluas dan menguat, maka dari situlah proses perubahan sosial-budaya dimulai dapat digerakan.
Jadi, ada semacam keyakinan bahwa karya sastra merupakan sumber nilai yang memiliki kekuatan pencerahan sekaligus sumber inspirasi bagi proses prubahan sosial budaya. Karya sastra tidak hanya berupa refleksi dari kehidupan masyarakat tetapi karya sastra harus mampu merubah suatu bangsa dengan pemikiran-pemikiran yang disampaikan didalamnya oleh sastrawan. Oleh karena itu, pendidikan tentang pemahaman sastra harus sudah diajarkan sejak dini, menggunakan format-format pengajaran yang kreatif, menarik untuk memberikan kesan yang mendalam tentang sastra sehingga melahirkan bangsa-bangsa pemikir.
Pengajaran sastra Indonesia di berbagai jenjang pendidikan selama ini sering dianggap kurang penting dan dianaktirikan oleh para guru, apalagi pada guru yang memiliki pengetahuan dan apresiasi sastra rendah. Selama ini, meski polemik, seminar dan lokakarya telah digelar bertahun-tahun untuk menyelesaikannya, namun pengajaran sastra hanya membahas unsur intrinsik dan ekstrisik secara awam.
Sastra dianggap sebagai sesuatu yang lahir dari kekosongan budaya dan otonom, sehingga dianggap tidak ada intertekstualitasnya dengan teks-teks lain. Hal ini menyebabkan mata pelajaran yang seharusnya menarik dan besar sekali manfaatnya bagi para siswa ini disajikan hanya sekedar memenuhi tuntutan kurikulum, kering, kurang hidup, dan cenderung kurang mendapat tempat di hati siswa. Padahal, bila kita kaji secara mendalam, tujuan pengajaran sastra Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk menumbuhkan keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan para siswa terhadap sastra Indonesia sebagai bagian dari budaya warisan leluhur. Dengan demikian, tugas guru bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya memberi pengetahuan (aspek kognitif), tetapi juga keterampilan (aspek psikomotorik) dan menanamkan rasa cinta (aspek afektif), baik melalui kegiatan di dalam kelas ataupun di luar kelas.
III. Penutup
Dari berbagai pemikiran para ahli mengenai sastra itu sendiri dapat di tarik kesimpulan bahwa sastra merupakan ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli melalui media masa.
IV. Daftar Pustaka
http://sitinurakidah311.blogspot.com/2016/03/?m=1https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sastra
http://membedakanpertumbuhanhewandantumbuhan.blogspot.com/2015/12/karakteristik-sastra.html?m=1https://www.google.com/amp/s/serupa.id/sastra-pengertian-sejarah-jenis-fungsi/
Komentar
Posting Komentar